Proses persalinan bisa dilakukan dengan normal maupun operasi caesar. Pada beberapa kasus, operasi caesar dilakukan ketika proses persalinan secara normal tidak bisa dilanjutkan dan kondisi ibu serta janin yang tidak memungkinkan untuk dilakukan proses persalinan alami atau normal.
Bahagia bercampur cemas saat menunggu lahirnya buah hati di minggu-minggu akhir kehamilan akan dirasakan oleh kebanyakan ibu hamil. Terlebih kebahagiaan yang spesial pada kehamilan pertama karena sebentar lagi ibu hamil akan menjadi orangtua yang sebenarnya. Sedangkan rasa cemas muncul karena ibu hamil belum pernah merasakan proses persalinan sebelumnya. Di kehamilan-kehamilan kedua atau pun ketiga, banyak juga ibu hamil yang tetap merasa cemas di balik rasa bahagia sebentar lagi akan mendapatkan momongan lagi.
Rasa cemas ini muncul ketika ibu hamil mulai membayangkan proses persalinannya nanti. Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan-lah yang akhirnya berkehendak. Sehingga ketika ibu hamil bersikeras ingin melahirkan dengan normal saat persalinan nanti, tak jarang berujung pada operasi caesar karena berbagai alasan. Sebenarnya, apa pun proses persalinan yang akan dialami oleh ibu hamil yang terpenting ibu dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat. Oleh karena itu, ibu hamil harus banyak berdoa dan mempersiapkan proses persalinan yang diinginkannya dengan sebaik-baiknya, misalnya jika ingin proses persalinan dengan normal, ikuti senam hamil, jalan-jalan secara teratur, dan sebagainya.
Memang, kalau boleh memilih, kebanyakan ibu hamil lebih memilih untuk tidak melahirkan dengan proses persalinan operasi, yakni operasi caesar. Jika pun harus dilakukan dengan operasi caesar karena memang dokter memiliki alasan kuat untuk melakukannya. Namun, ada pula beberapa ibu yang lebih memilih melakukan proses persalinan dengan operasi caesar dengan alasan nonmedis, misalnya supaya anak bisa lahir di tanggal cantik, karena trauma pada proses persalinan sebelumnya, prosesnya cepat, hingga karena ingin vaginanya tetap utuh. Pengertian operasi caesar sendiri adalah operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan bayi tanpa melalui liang persalinan, yakni lubang vagina. Dokter akan melakukan pembedahan pada bagian dinding perut dan rahim ibu hamil untuk dapat mengeluarkan bayi. Proses persalinan dengan operasi caesar lebih cepat dibandingkan persalinan normal, yakni berlangsung 20 hingga 90 menit. Dengan alasan medis, yakni jika dilakukan persalinan normal akan berisiko, dokter akan melakukan operasi caesar pada ibu hamil dengan perencanaan sebelumnya, artinya sang ibu sudah diberitahu saat pemeriksaan kehamilan sebelumnya. Bisa juga operasi caesar ini terjadi tanpa direncanakan, dan diputuskan beberapa saat sebelum bayi bisa lahir karena saat dilakukan proses persalinan normal tidak terjadi kemajuan dan berbahaya bagi ibu dan bayi. Namun, tentu dokter memiliki alasan yang kuat ketika ia memutuskan harus melakukan tindakan operasi pada ibu hamil. Berikut ini merupakan beberapa sebab dokter melakukan operasi caesar pada ibu hamil, yakni:
- Rongga panggul ibu sempit.
Dokter biasanya akan mengukur panggul ibu hamil di trimester tiga menjelang persalinan untuk memastikan apakah ukuran panggul ibu mendukung untuk melahirkan normal atau harus dengan caesar. - Ukuran bayi terlalu besar lebih dari 4000 gram.
Jika ukuran bayi melebihi 4000 gram setelah dilakukan pemeriksaan USG, dokter akan menyarankan untuk caesar karena akan berakibat mengganggu pernapasan dan proses mengejan. - Kelainan letak posisi janin.
Posisi janin tidak normal yang sering disebut sungsang atau melintang disarankan untuk melakukan proses persalinan caesar. Namun, ada pula ibu hamil dengan posisi janin sungsang dan melahirkan dengan normal karena dokter atau bidan masih bisa mengatasinya. - Kelainan letak plasenta.
Letak plasenta yang menutupi jalan lahir (plasenta previa) bisa berakibat pada perdarahan sehingga dilakukan operasi caesar. - Riwayat operasi caesar kurang dari 2 tahun
Operasi caesar dilakukan pada persalinan dengan riwayat caesar sebelum 2 tahun lalu dilakukan karena berisiko pada membukanya kembali sayatan bekas operasi sebelumnya. - Ibu menderita penyakit jantung dan preeklampsia
Pada ibu hamil yang punya penyakit jantung, persalinan disarankan dengan caesar karena akan berisiko saat persalinan normal nanti, yakni saat mengejan. Pada ibu yang menderita preeklampsia dengan tekanan darah yang tinggi, dokter biasanya akan memutuskan operasi caesar jika terlalu berisiko dilahirkan secara normal demi keselamatan ibu dan janin. - Ketuban pecah dini lebih dari 24 jam bayi belum lahir.
Ketika ketuban sudah pecah, tidak ada lagi pelindung untuk janin. Dikhawatirkan akan terjadi infeksi dan keracunan pada bayi jika selama 24 jam setelah ketuban pecah bayi belum lahir. Apabila bayi sudah cukup umur untuk dilahirkan, dokter biasanya akan melakukan tindakan caesar apabila jalan normal sudah tidak mungkin ditempuh. - Kontraksi terlalu lemah.
Proses persalinan dengan kontraksi terlalu lemah bisa membahayakan untuk ibu dan janin. Pembukaan tidak maju-maju padahal sang ibu sudah kehilangan tenaga. Oleh karena itu, operasi caesarlah yang kemudian dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar