Yang Tidak Mengenakkan Bila Melahirkan dengan Cara Caesar


Wanita zaman sekarang banyak yang melahirkan dengan c-section (caesar) ketimbang dengan cara normal. Ini disebabkan banyaknya komplikasi yang dihadapi wanita selama kehamilan.

Alasan itulah yang membuat dokter menyarankan ibu hamil melakukan caesar. Sebenarnya, kelahiran caesar bisa memiliki banyak efek samping untuk jangka panjang, seperti dikutip Boldsky, Jumat (5/4/2013):

1. Bekas luka

Luka bekas jahitan akan membekas seumur hidup. Jaringan parut yang terbentuk bisa menimbulkan masalah nantinya.

2. Bed rest

Anda perlu istirahat total 3 bulan setelah operasi caesar. Bagi kebanyakan perempuan, ini bisa menjadi masalah. Karena wanita hanya mendapatkan jatah cuti bersalin 3 bulan.


3. Hernia (turun berok)

Jika tak melakukan istirahat yang cukup usai melahirkan, Anda mungkin berakhir dengan hernia

4. Kehamilan berikutnya

Ada pernyataan yang salah kalau sekali melahirkan caesar, Anda tak bisa melalui normal. Tapi dari statistik, kebanyakan kehamilan kedua usai caesar tak normal. Dan jika kehamilan kedua Anda juga dengan caesar, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk tak hamil lagi. Memotong perut dan membukanya 2 kali bisa menyebabkan banyak trauma.

5. Sakit punggung

Sakit punggung sering terjadi ketika anestesi epidural. Tapi, itu juga bisa terjadi karena jahitan. Setiap kali tertawa atau batuk, Anda bisa mengoyak jahitan. Itu bakal bikin sakit punggung.(Mel/Abd)

Persiapan sebelum melakukan operasi caesar

Operasi sesar merupakan operasi untuk mengeluarkan bayi melalui dinding perut yang di bedah. Operasi caesar dilakukan karena berbagai faktor misalnya trauma, tidak menyakitkan, ingin cepat berlangsung. Tindakan melakukan operasi sesar atau caesar, biasanya dilakukan jika ada indikasi medis yang menyatakan tidak mungkin untuk melakukan persalinan secara normal. Namun sepertinya masih banyak terjadi salah kaprah dalam memandang persalinan sesar. Akibatnya, persalinan secara caesar dan secara normal seperti sebuah menu yang bisa dipilih. Dan parahnya, dokter pun akan menyetujui pesanan persalinan sesar walaupun pasien cuma ingin memperoleh tanggal kelahiran cantik atau tak sedikit yang melakukan sesar hanya supaya .mrs. V tidak robek.

Ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan apabila anda akan melakukan operasi secara sesar yang direncanakan. Persiapan operasi caesar yang pertama adalah Persiapan mental. Tanamkan dalam diri Ibu bahwa operasi sesar yang telah direncanakan, adalah cara terbaik dan teraman untuk melahirkan si Kecil. Jangan merasa tidak sempurna menjadi perempuan karena tidak melahirkan si Kecil melalui persalinan normal. Yakinlah bahwa operasi sesar dilakukan demi keselamatan Ibu dan si Kecil.

Persiapan operasi caesar berikutnya adalah Jika Anda dan dokter sudah ada persetujuan untuk persalinan secara cesar, jagalah komunikasi dan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda dan jangan ragu untuk mendiskusikan isu-isu dan pertanyaan dan juga keluahan yang Anda alami secara terbuka. Ingat, dokter Anda adalah panduan terbaik untuk Anda. Untuk mempersiapkan persalinan cesar, selalu berhubungan dengan dokter Anda untuk tetap update dengan kondisi Anda, waktu terbaik yang Anda inginkan dan jadwal dokter.

Selain memperhatikan beberapa persiapan sebelum operasi sesar, perlu diperhatikan juga beberapa tips pasca operasi caesar dan perlu mendapat perhatian khusus setelah melahirkan operasi caesar, diantaranya adalah selalu jaga kebersihan di sekitar bekas jahitan, karena jahitan tidak boleh terkena air, sebaiknya badan dibersihkan dengan cara diseka air air hangat. Tips selanjutnya tiga hari setelah operasi, perban diganti dengan yang tahan air agar Mama bisa mandi. Menjaga sterilitas termasuk menjaga kebersihan tangan, pada saat merawat luka akibat pembedahan. Untuk membantu mengurangi rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada luka karena pembedahan, gunakan bantal yang lembut pada perut selama beberapa hari pertama atau lebih. Tips lainnya cobalah untuk batuk, tertawa, menyusui, agar otot perut Mama tetap aktif.

sumber http://www.web-herbal.com/persiapan-operasi-caesar/

Operasi Caesar, Mengapa dan Kapan Diperlukan?

Proses persalinan bisa dilakukan dengan normal maupun operasi caesar. Pada beberapa kasus, operasi caesar dilakukan ketika proses persalinan secara normal tidak bisa dilanjutkan dan kondisi ibu serta janin yang tidak memungkinkan untuk dilakukan proses persalinan alami atau normal.

Bahagia bercampur cemas saat menunggu lahirnya buah hati di minggu-minggu akhir kehamilan akan dirasakan oleh kebanyakan ibu hamil. Terlebih kebahagiaan yang spesial pada kehamilan pertama karena sebentar lagi ibu hamil akan menjadi orangtua yang sebenarnya. Sedangkan rasa cemas muncul karena ibu hamil belum pernah merasakan proses persalinan sebelumnya. Di kehamilan-kehamilan kedua atau pun ketiga, banyak juga ibu hamil yang tetap merasa cemas di balik rasa bahagia sebentar lagi akan mendapatkan momongan lagi.

Rasa cemas ini muncul ketika ibu hamil mulai membayangkan proses persalinannya nanti. Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan-lah yang akhirnya berkehendak. Sehingga ketika ibu hamil bersikeras ingin melahirkan dengan normal saat persalinan nanti, tak jarang berujung pada operasi caesar karena berbagai alasan. Sebenarnya, apa pun proses persalinan yang akan dialami oleh ibu hamil yang terpenting ibu dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat. Oleh karena itu, ibu hamil harus banyak berdoa dan mempersiapkan proses persalinan yang diinginkannya dengan sebaik-baiknya, misalnya jika ingin proses persalinan dengan normal, ikuti senam hamil, jalan-jalan secara teratur, dan sebagainya.

Memang, kalau boleh memilih, kebanyakan ibu hamil lebih memilih untuk tidak melahirkan dengan proses persalinan operasi, yakni operasi caesar. Jika pun harus dilakukan dengan operasi caesar karena memang dokter memiliki alasan kuat untuk melakukannya. Namun, ada pula beberapa ibu yang lebih memilih melakukan proses persalinan dengan operasi caesar dengan alasan nonmedis, misalnya supaya anak bisa lahir di tanggal cantik, karena trauma pada proses persalinan sebelumnya, prosesnya cepat, hingga karena ingin vaginanya tetap utuh. Pengertian operasi caesar sendiri adalah operasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan bayi tanpa melalui liang persalinan, yakni lubang vagina. Dokter akan melakukan pembedahan pada bagian dinding perut dan rahim ibu hamil untuk dapat mengeluarkan bayi. Proses persalinan dengan operasi caesar lebih cepat dibandingkan persalinan normal, yakni berlangsung 20 hingga 90 menit. Dengan alasan medis, yakni jika dilakukan persalinan normal akan berisiko, dokter akan melakukan operasi caesar pada ibu hamil dengan perencanaan sebelumnya, artinya sang ibu sudah diberitahu saat pemeriksaan kehamilan sebelumnya. Bisa juga operasi caesar ini terjadi tanpa direncanakan, dan diputuskan beberapa saat sebelum bayi bisa lahir karena saat dilakukan proses persalinan normal tidak terjadi kemajuan dan berbahaya bagi ibu dan bayi. Namun, tentu dokter memiliki alasan yang kuat ketika ia memutuskan harus melakukan tindakan operasi pada ibu hamil. Berikut ini merupakan beberapa sebab dokter melakukan operasi caesar pada ibu hamil, yakni:
  1. Rongga panggul ibu sempit.
    Dokter biasanya akan mengukur panggul ibu hamil di trimester tiga menjelang persalinan untuk memastikan apakah ukuran panggul ibu mendukung untuk melahirkan normal atau harus dengan caesar.
  2. Ukuran bayi terlalu besar lebih dari 4000 gram.
    Jika ukuran bayi melebihi 4000 gram setelah dilakukan pemeriksaan USG, dokter akan menyarankan untuk caesar karena akan berakibat mengganggu pernapasan dan proses mengejan.
  3. Kelainan letak posisi janin.
    Posisi janin tidak normal yang sering disebut sungsang atau melintang disarankan untuk melakukan proses persalinan caesar. Namun, ada pula ibu hamil dengan posisi janin sungsang dan melahirkan dengan normal karena dokter atau bidan masih bisa mengatasinya.
  4. Kelainan letak plasenta.
    Letak plasenta yang menutupi jalan lahir (plasenta previa) bisa berakibat pada perdarahan sehingga dilakukan operasi caesar.
  5. Riwayat operasi caesar kurang dari 2 tahun
    Operasi caesar dilakukan pada persalinan dengan riwayat caesar sebelum 2 tahun lalu dilakukan karena berisiko pada membukanya kembali sayatan bekas operasi sebelumnya.
  6. Ibu menderita penyakit jantung dan preeklampsia
    Pada ibu hamil yang punya penyakit jantung, persalinan disarankan dengan caesar karena akan berisiko saat persalinan normal nanti, yakni saat mengejan. Pada ibu yang menderita preeklampsia dengan tekanan darah yang tinggi, dokter biasanya akan memutuskan operasi caesar jika terlalu berisiko dilahirkan secara normal demi keselamatan ibu dan janin.
  7. Ketuban pecah dini lebih dari 24 jam bayi belum lahir.
    Ketika ketuban sudah pecah, tidak ada lagi pelindung untuk janin. Dikhawatirkan akan terjadi infeksi dan keracunan pada bayi jika selama 24 jam setelah ketuban pecah bayi belum lahir. Apabila bayi sudah cukup umur untuk dilahirkan, dokter biasanya akan melakukan tindakan caesar apabila jalan normal sudah tidak mungkin ditempuh.
  8. Kontraksi terlalu lemah.
    Proses persalinan dengan kontraksi terlalu lemah bisa membahayakan untuk ibu dan janin. Pembukaan tidak maju-maju padahal sang ibu sudah kehilangan tenaga. Oleh karena itu, operasi caesarlah yang kemudian dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan janin.
sumber http://www.ibudanmama.com/kehamilan/persiapan-kelahiran/operasi-caesar-mengapa-dan-kapan-diperlukan/

Mengenal Lebih Dekat Operasi Caesar

Congrats ya Ladies, sebentar lagi kelahiran bayi Anda akan tiba. Anyway, sudahkah Anda mempersiapkan kelahiran bayi Anda nanti, Ladies? Pada saat persalinan nanti Anda akan dihadapkan oleh dua pilihan, yaitu melahirkan secara normal atau secara caesar

Akhir-akhir ini caesar memang sangat digemari oleh kalangan ibu-ibu yang baru saja pertama memiliki momongan karena waktu persalinanya sangatlah cepat dan tidak terlalu sakit. Apakah Anda berminat dengan operasi caesar, Ladies? Namun sebelum itu Anda harus mengerti dulu bagaimana prosesi kelahiran secara caesar itu.

Seperti yang dilansirkan richbest.hubpages.com, operasi caesar adalah prosedur medis yang dimaksudkan untuk membantu ibu dalam melahirkan anaknya dengan proses pemotongan dari dinding rahim atau rahim dan dinding perut. Namun, metodenya tidak selalu seperti itu, Ladies. Pada jaman dulu, untuk melakukan operasi caesar, dokter harus memperhatikan sayatan longitudinal yang dimulai di bawah pusar sampai ke tulang kemaluan.

Namun sekarang, operasi caesar dilakukan dengan cara yang berbeda. Sebagai pengganti cara yang lama, kebanyakan dokter akan membuat sayatan memanjang dan melintasi dari sisi kiri ke sisi kanan di atas tulang kemaluan.

Perlakuan kusus pada operasi caesar akan dilakukan apabila panggul ibu tidak seimbang dengan ukuran kepala bayi. Dibandingkan dengan ibu yang melewati persalinan bayi seacara normal, seorang ibu yang melahirkan anaknya dengan bantuan operasi caesar harus menunggu lebih lama untuk luka-lukanya untuk disembuhkan.

Nah Ladies, dengan mengetahui sedikit informasi tentang operasi caesar pastinya akan membuat Anda memiliki bayangan ke depannya, kan? Terlepas dari cara apa yang akan Anda pilih dalam persalinan Anda nanti, yang terpenting adalah Anda memberikan yang terbaik untuk kelancaran lahirnya si buah hati Anda.

sumber http://www.vemale.com/topik/kehamilan/33267-mengenal-lebih-dekat-operasi-caesar.html

Studi Temukan Hubungan antara Operasi Caesar dan Obesitas Anak

NEW YORK — Sebuah penelitian baru yang mengamati lebih dari 10.000 bayi di Inggris menemukan bahwa lebih banyak bayi yang lahir melalui operasi caesar tumbuh menjadi anak-anak dan remaja yang gemuk dibandingkan dengan mereka yang lahir lewat proses kelahiran normal.

Anak-anak berusia 11 tahun yang lahir lewat operasi caesar, misalnya, memiliki kemungkinan 83 persen untuk kelebihan berat badan atau memiliki obesitas dibandingkan dengan mereka yang lahir lewat persalinan normal, dengan dimasukkannya faktor-faktor lain seperti berat badan ibu dan lamanya disusui.

Penemuan ini sesuai dengan kajian baru-baru ini mengenai sembilan penelitian terdahulu yang juga menemukan hubungan antara operasi caesar dan obesitas pada anak.

Dengan operasi caesar, “barangkali ada konsekuensi-konsekuensi jangka panjang pada anak yang tidak kita ketahui,” ujar Dr. Jan Blustein, yang memimpin penelitian baru di fakultas kedokteran New York University.

Tingkat dilakukannya operasi caesar di Amerika Serikat telah meningkat, membawa kekhawatiran akan komplikasi yang mungkin terjadi untuk ibu dan bayi. Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC), operasi caesar terjadi hampir pada satu dari tiga kelahiran pada 2010, naik dari satu berbanding lima pada 1996.

Bagi perempuan, prosedur ini meningkatkan peluang luka usus atau kandung kemih, maupun komplikasi kehamilan di masa yang akan datang.

Blustein mengatakan jumlah risiko obesitas pada anak-anak ini “tidak besar” dan tidak seharusnya mencegah perempuan-perempuan yang memang memerlukan operasi caesar untuk alasan-alasan medis.

“Namun perempuan yang memilih operasi caesar barangkali harus tahu risiko-risiko ini,” ujarnya.

Para peneliti menganalisis data bayi-bayi yang lahir di Avon, Inggris pada 1991 dan 1992, yang diikuti sampai usia mereka 15 tahun. Hanya lebih dari 9 persen bayi-bayi itu yang lahir melalui operasi caesar.

Secara rata-rata, anak-anak yang dilahirkan lewat operasi caesar lahir sedikit lebih kecil, dengan perbedaan kurang dari dua ons, dibandingkan mereka yang lahir lewat persalinan normal.

Namun, mulai usia enam minggu, bayi-bayi operasi caesar secara konsisten menjadi lebih berat pada setiap pemeriksaan. Hubungan itu terutama terlihat kuat pada anak-anak yang lahir dari ibu-ibu yang kelebihan berat badan, menurut Bluestein dan kolega-koleganya dalam laporan di International Journal of Obesity.

Blustein mengatakan penelitian-penelitian belum dapat membuktikan apakah memang operasi caesar merupakan alasan bagi kecenderungan bayi-bayi itu kelebihan berat badan.

Jika ya, ia berspekulasi bahwa mungkin bayi-bayi yang lahir lewat operasi caesar itu kehilangan paparan penting atas bakteri berguna saat dilahirkan secara normal. Ketidakseimbangan bakteri itu mungkin mengganggu fungsi usus sehingga mendorong obesitas.

“Namun kemungkinan lain adalah bahwa anak-anak ini memang akan kelebihan berat badan juga. Orangtua yang kelebihan berat badan cenderung memiliki anak-anak yang kelebihan berat badan juga,” ujarnya, dengan menambahkan bahwa hubungan antara operasi caesar dan obesitas pada anak “lemah” pada anak-anak yang lahir dari ibu-ibu berberat badan normal. (Reuters/Genevra Pittman)

sumber http://www.voaindonesia.com/content/studi-temukan-hubungan-antara-operasi-caesar-dan-obesitas-anak/1668890.html

Efek Bayi Lahir Operasi Caesar

Efek bayi lahir caesar apakah ada? Mungkin sebagian dari Anda kurang memahami efek tersebut. Operasi caesar memang tidak hanya memengaruhi kondisi ibu, tapi juga bayi yang dilahirkan.

Lalu benarkah bayi caesar lebih berisiko terserang penyakit daripada bayi dengan persalinan normal? Apa saja efek dari persalinan caesar pada bayi? Berikut efek bayi dengan persalinan caesar yang harus Anda ketahui.

Kekebalan tubuh rendah

Berbagai bakteri baik dan menguntungkan yang terdapat pada vagina, usus, dan air susu ibu sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem daya tahan tubuh bayi. Bayi dengan persalinan caesar tidak mendapatkan itu, karena tidak terjalin kontak dengan jalan lahir ibu. Ini yang menjadi penyebab sebagian bayi lahir caesar memiliki kekebalan tubuh berbeda dengan bayi lahir normal.

Gangguan pernafasan dan rentan alergi

Semua bayi dengan persalinan normal atau pun caesar berpotensi mengalami gangguan pernafasan dan rentan mengalami alergi. Bayi lahir caesar tidak memperoleh bakteri-bakteri menguntungkan yang terdapat pada jalan lahir ibu dan usus atau tertundanya pemberian ASI sesegera mungkin, ini membuat risiko alergi dan gangguan pernafasan pada bayi lebih tinggi.

Efek obat bius

Obat bius yang diberikan dokter pada ibu saat operasi caesar, membuat bayi menjadi kurang aktif dan banyak tidur setelah dilahirkan. Efek obat bius juga memengaruhi terhadap IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Ibu yang melahirkan caesar biasanya jarang menyusui langsung bayinya karena ketidaknyamanan pasca operasi caesar. Namun, jika ibu diberi bius lokal, ini bisa membantu meningkakan peluang IMD.

Satu hal penting yang perlu Anda ketahui, semua bayi berpotensi mengalami berbagai penyakit, baik lahir melalui persalinan caesar atau pun persalinan normal. Kedua jenis persalinan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ibu bisa meminimalisir efek persalinan caesar pada bayi dengan pemberian ASI pasca persalinan sesegera mungkin.

Pengetahuan ibu tentang higienitas bayi juga sangat berpengaruh pada perkembangan bayi caesar. Bila bayi dengan lahir caesar rentan terhadap penyakit, semua itu tergantung ibu memberikan ASI pasca operasi caesar. Jadi, ibu jangan khawatir dengan mitos efek bayi lahir caesar lebih rentan terkena penyakit yang beredar selama ini. Hal tersebut dapat diatasi bila ibu memiliki inisiatif tinggi untuk memberikan ASI ekslusif pada enam bulan pertama kehidupannya.

sumber http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=2470_Efek-Bayi-Lahir-Operasi-Caesar

Mitos dan Fakta Operasi Caesar

Bukan zamannya lagi percaya mitos! Dapatkan informasi tepat tentang bedah caesar, sebelum punya persepsi keliru.

MITOS YANG KELIRU
  • Sekali caesar tetap caesar. Hal ini tergantung kondisi kehamilan dan janin. Mitos sekali caesar untuk selamanya berasal dari tindakan bedah caesar cara lama yang “mengiris” perut serta rahim secara vertikal. Irisan ini memang membuat ibuhamil rentan mengalami perobekan pada rahim saat mengejan pada proses persalinan normal. Saat ini, sayatan perut dan rahim lebih sering dilakukan secara horisontal. Ini lebih “aman” bagi rahim. Maka setelah menjalani caesar pada kelahiran pertama, seorang ibu bisa saja melahirkan normal pada kelahiran berikutnya, sepanjang kondisinya memungkinkan.
  • Boleh bebas diminta. Harusnya, dokter mengambil tindakan bedah caesar dengan pertimbangan keselamatan ibu dan janin. Bila tidak ada indikasi medis, lebih baik melahirkan lewat jalan normal, yang jauh lebih aman, singkat prosesnya, serta masa penyembuhannya lebih cepat. Tindakan pembedahan termasuk caesar bukan tak berisiko. Kemungkinan terjadinya komplikasi selalu ada. Baik dari segi anestesi (pembiusan) maupun bedahnya sendiri.
  • Kembar pasti caesar. Bila hanya kembar dua, masih besar kemungkinan melahirkan dengan proses normal. Sebagaimana pada kehamilan tunggal, dokter akan melihat posisi kedua janin. Bila janin pertama berada pada posisi kepala, berarti ia siap dilahirkan lebih dahulu. Janin kedua, kalaupun tidak pada posisi kepala, tetapi bokong yang berada di bawah, tetap bisa dilahirkan secara normal. Tindakan caesar baru akan dilakukan bila janin kembar mengalami kelainan letak yang tidak mungkin dilahirkan normal. Misalnya pada posisi melintang. Begitu pula pada kehamilan kembar 3 atau 4 janin.
  • Membuat kehidupan seksual lebih baik. Tidak ada bukti tentang hal ini. Ketika melahirkan normal, otot-otot vagina serta rongga panggul memang terbuka sebesar kepala bayi. Begitu pula, makin lama proses persalinan, daya regang/elastisitas vagina pun makin lebar. Hal ini tidak terjadi pada persalinan dengan cara bedah. Tetapi, bukan berarti caesar menjadi jaminan kehidupan seksual yang lebih baik. Salah satu cara jitu untuk menguatkan kembali otot-otot vagina dan panggul adalah dengan latihan/senam kegel (mengencangkan otot dasar panggul seperti gerakan menahan kencing) yang bisa dilakukan setiap saat dan di segala tempat.
FAKTA YANG BENAR
  • Wanita gemuk cenderung caesar. Normalnya, kenaikan berat badan itu selama hamil berkisar 13-15 kg. Sebenarnya, bukan itu yang perlu jadi perhatian. Tapi bagaimana laju pertumbuhan janin. Ini bisa dipantau melalui pemeriksaan kehamilan secara teratur. Pada wanita yang sudah kelebihan berat badan, maka kehamilan akan menambah lagi berat badannya. Itu sebabnya, bila janin sudah waktunya dilahirkan (36 minggu), dokter bisa saja mengambil tindakan caesar dengan tujuan mencegah tekanan darah ibu terus meningkat. Selain itu, untuk ibuhamil dengan berat badan lebih dari 90 kg, memang cenderung sulit melahirkan secara normal.     
  • Tunggu 2 tahun baru hamil lagi. Umumnya, masa pemulihan luka jahitan bekas operasi caesar di lapisan kulit perut memerlukan waktu sekitar 6 minggu. Tentu saja ini mencakup perawatan luka yang baik, istirahat yang cukup dan pola makan ibu yang sehat. Tetapi sebenarnya, yang penting bukan hanya luka bekas jahitan di permukaan kulit, melainkan juga kondisi rahim. Saat operasi caesar, ada 7 lapisan perut yang “dibuka” seperti lapisan kulit, lapisan lemak, sarung otot dan seterusnya hingga rahim. Setelah bayi dikeluarkan, lapisan itu harus dijahit lagi satu per satu, sehingga jahitannya berlapis-lapis.
    Sebelum terjadi kehamilan kembali, dimana rahim kembali membesar, seluruh lapisan yang “terbuka” tadi harus benar-benar kembali normal. Karena itu, 2 tahun dianggap waktu ideal untuk kehamilan berikutnya pasca caesar.

Cara Tepat Merawat Luka Bekas Operasi Caesar


BENARKAH setelah operasi caesar tidak boleh makan ikan, daging, dan telur agar luka tidak gatal dan cepat kering? 

Dr Muhammad Nurhadi Rahman SpOG dari RS Jogjakarta International Hospital dan RS Sardjito, Yogyakarta menegaskan bahwa larangan itu hanya mitos. Dia justru menyarankan agar ibu mengkonsumsi ikan, telur, dan daging agar suplai nutrisi ke jaringan yang sedang dalam proses penyembuhan tercukupi.

 “Perbanyak protein, sayuran hijau, buah-buahan, dan air putih. Nutrisi menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada proses penyembuhan bekas operasi caesar. Selain itu, perhatikan juga kelancaran sirkulasi darah di sekitar bekas luka. Karena itu, bagi ibu yang menderita darah tinggi dan diabetes, harus benar-benar melakukan kontrol. Hindari pula  merokok, “ tegas dokter yang juga menjadi penggiat Gerakan Selamatkan Ibu.

Lakukan Kontrol
Dr Muhammad Nurhadi mengingatkan para ibu yang baru melahirkan secara caesar  agar tidak menyepelekan waktu control jahitan yang umumnya dilakukan sepekan setelah pulang dari rumah sakit. Namun, jika ada keluhan, kontrol bisa dipercepat untuk mencegah kemungkinan adanya infeksi.

Menurut Nurhadi, normalnya luka bekas operasi caesar akan mengering setelah dua minggu. Jika selama dua minggu tidak ada keluhan, maka bisa diartikan cukup aman untuk melakukan aktivitas ringan, meski belum bisa beraktivitas berat  seperti olahraga lari, aerobik, apalagi angkat beban. Aktivitas fisik lumayan berat baru bisa dilakukan jika sudah melampaui waktu enam minggu.

“Untuk aktivitas normal, sebaiknya lakukan setelah melewati masa tiga bulan. Sedangkan kegiatan seks bisa dilakukan ketika masa nifas sekitar 40 hari selesai. Apa yang saya rinci itu dengan asumsi proses penyembuhan luka berlangsung normal. Jika ada keluhan, segera konsultasikan dengan dokter,” katanya.

Luka operasi caesar yang mengering dengan baik, menurut Nurhadi tidak akan memperlihatkan tanda-tanda redness (kemerahan), edema (pembengkakan), discharge (keluar cairan luka), dan aproksimasi (luka yang menempel saat dijahit).  Empat tanda di atas, bisa dijadikan patokan  para bunda untuk mengetahui apakah jahitan bekas operasi mengalami infeksi atau tidak.

“Satu hingga dua pekan pertama merupakan waktu yang sangat menentukan proses penyembuhan selanjutnya. Jika terlihat satu saja dari empat tanda yang sudah disebutkan di atas, apalagi disertai demam, pusing dan gejala lain yang tidak nyaman, ibu harus segera datang ke dokter, meski belum waktunya kontrol.”.

Mengurangi nyeri
Sesaat setelah operasi selesai dan efek bius total  mulai memudar, ibu biasanya akan diminta  melakukan senam nifas dan teknik relaksasi di atas tempat tidur. Mulai dari latihan menggerakkan leher, kepala, bahu, lengan dan kaki. Latihan itu bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah  dalam tubuh, sehingga proses penyembuhan luka bisa berjalan lancar.

Ketika muncul sedikit rasa nyeri setelah obat bius tidak bekerja dan ketika ibu mencoba bergerak, Nurhadi menyarankan  para ibu untuk melakukan beberapa teknik relaksasi. Di antaranya dimulai dengan cara menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan-lahan. “Jangan berhenti bergerak. Semakin sering beraktivitas, semakin cepat proses pemulihan berlangsung. Pergerakan akan membantu memperlancar peredaran darah, sehingga sisa darah kotor bisa cepat keluar atau terbersihkan,” jelas Nurhadi.

Selamatkan Ibu Dari Bahaya Operasi Caesar

Seorang perempuan dirujuk bidan ke rumah sakit dengan keterangan persalinannya macet. Dokter jaga yang memeriksa memutuskan operasi caesar karena posisi bayi tidak menguntungkan, sehingga persalinan tidak dapat berlangsung normal. Saat operasi terjadi perdarahan hebat. Bayi berhasil dilahirkan dengan selamat, namun ibunya harus mendapat perawatan intensif dan transfusi darah. Pada hari ke-7 perawatan pascaoperasi ibu meninggal karena komplikasi infeksi berat.

Pada kasus lain, seorang ibu hamil meminta dokter untuk dioperasi caesar karena ingin melahirkan pada hari baik yang telah ditentukan tanpa indikasi medis. Ternyata saat operasi, setelah bayi lahir terjadi keadaan henti jantung dan henti nafas pada sang ibu. Akhirnya ibu meninggal di meja operasi, penyebabnya mungkin adalah emboli air ketuban yang masuk dalam pembuluh darah ibu saat operasi.

Contoh-contoh di atas kadang terjadi di masyarakat. Saat ini operasi caesar menjadi tren karena berbagai alasan. Dalam dua puluh tahun terakhir, angka operasi caesar meningkat pesat. Semakin modern alat penunjang kesehatan, semakin baik obat-obatan terutama antibiotik, dan ting-ginya tuntutan terhadap dokter, menunjang meningkatnya angka operasi caesar di seluruh dunia.

Tidak banyak yang mempertanyakan, sebenarnya mana yang lebih aman antara persalinan normal atau per vaginam (melewati jalan lahir normal/vagina) dengan operasi caesar?
Susahnya permintaan ibu-ibu hamil melahirkan melalui operasi saja hanya karena tidak tahan sakit,permintaan suami, atau demi hari baik, sering diluluskan oleh dokter kebidanan. Padahal sebelum seseorang setuju atau meminta dilakukannya suatu operasi, sebaiknya pasien mengetahui untung-rugi,risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi saat dan pascaoperasi.

OPERASI caesar atau sering disebut seksio sesarea itu adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Terminologi asli seksio sesarea sudah diperdebatkan sejak 200 tahun lalu. Salah satunya dikemukakan Rousset 1581 pada buku tentang persalinan dengan bedah caesar berjudul Trainte, Nouveau Day Lhysterotomotokie ou LEnfantement Cesarien. Ini diikuti Jacques Guillimeau yang menyebut tipe melahir-kan itu sections pada 1598. Kombinasi dari kedua istilah itulah yang kini dikenal sebagai cesarean section.

Seksio sesarea (operasi caesar) berkembang sejak akhir abad 19 sampai tiga dekade terakhir abad 20. Selama periode itu sudah terjadi penurunan angka kematian ibu dari 100 persen menjadi 2 persen. Selain itu ada tiga perkembangan penting dari tehnik operasi.

Pertama, perkembangan metode penjahitan rahim dengan benang untuk menghentikan perdarahan. Kedua,perkembangan dari cara tindakan yang aseptik dan ketiga perubahan dari insisi/sayatan pada rahim dari cara klasik menjadi sayatan melintang pada segmen bawah rahim (uterus).

Pada beberapa penelitian terlihat bahwa sebenarnya angka kesakitan dan kematian ibu pada tindakan operasi caesar lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan per vaginam. Ini berdasar definisi kematian maternal/kematian ibu: kematian seorang ibu selama kehamilan dan atau dalam 42 hari setelah persalinan yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh kehamilannya.

Angka kesakitan ibu/morbiditas adalah jumlah ibu yang menderita gangguan fungsi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kehamilannya atau persalinannya. Hal ini dapat dilihat pada data yang diambil dari beberapa penulis mengenai risiko mortalitas dan letalitas pada persalinan dengan operasi caesar dan persalinan per vaginam.

MENURUT Bensons dan Pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar dibanding persalinan per vaginam. Malahan untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan per vaginam. Komplikasi tindakan anestesi sekitar 10 persen dari seluruh angka kematian ibu. Komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan operasi caesar dengan frekuensi di atas 11 persen antara lain: cedera kandung kemih, cedera pada rahim, cedera pada pembuluh darah, cedera pada usus dan dapat pula cedera pada bayi.

Pada operasi caesar yang direncanakan angka komplikasinya kurang lebih 4,2 persen. Operasi caesar darurat berangka kurang lebih 19 persen.Setiap tindakan operasi caesar punya tingkat kesulitan berbeda-beda. Pada operasi kasus persalinan macet dengan kedudukan kepala janin pada akhir jalan lahir misalnya, sering terjadi cedera pada rahim bagian bawah atau cedera pada kandung kemih (robek). Dapat juga pada kasus bekas operasi sebelumnya-dimana dapat ditemukan perlekatan organ dalam panggul-sering menyulitkan saat mengeluarkan bayi dan dapat pula menyebabkan cedera pada kandung kemih dan usus. Cedera ini tak jarang cukup berat.

Walau pun jarang tetapi fatal adalah komplikasi emboli air ketuban yang dapat terjadi selama tindakan operasi, yaitu masuknya cairan ketuban ke dalam pembuluh darah terbuka yang disebut sebagai embolus. Jika embolus mencapai pembuluh darah pada jantung, timbul gangguan pada jantung dan paru-paru dimana dapat terjadi henti jantung dan henti nafas secara tiba-tiba. Akibat-nya adalah kematian mendadak pada ibu.

Komplikasi lain yang dapat terjadi sesaat setelah operasi caesar adalah infeksi yang banyak disebut sebagai morbiditas pascaoperasi. Kurang lebih 90% dari morbiditas pascaoperasi disebabkan oleh infeksi (infeksi pada rahim/endometritis, alat-alat berkemih, usus, dan luka operasi).

Tanda-tanda infeksi antara lain demam tinggi, perut nyeri, kadang-kadang disertai lokia berbau, nyeri bila buang air kecil, luka operasi bernanah, luka operasi terbuka dan sepsis (infeksi yang sangat berat). Bila mencapai keadaan sepsis, risiko kematian ibu akan tinggi sekali.

Hal-hal yang memudahkan terjadinya (faktor predisposisi) komplikasi antara lain persalinan dengan ketuban pecah lama, ibu menderita anemia, hipertensi, sangat gemuk, gizi buruk, sudah menderita infeksi saat persalinan, dan dapat juga disebabkan oleh penyakit lain pada ibu seperti ibu penderita diabetes mellitus (sakit gula). Antibiotik profilaksis dapat menurunkan terjadinya risiko infeksi pada operasi.

FRIGOLETTO dkk 1980 melaporkan, di Boston Hospital for Women angka kematian ibunya nol pada 10.231 kasus. Tetapi mereka juga mengemukakan bahwa angka kematian dan kesakitan lebih tinggi pada persalinan dengan operasi caesar dibanding persalinan per vaginam, karena ada peningkatan risiko yang berhubungan dengan proses persalinan sampai pada keputusan dilakukan operasi caesar. Misalnya pada ibu yang dioperasi caesar karena eklampsia (keracunan kehamilan yang mengakibatkan kejang), risiko kematian akan tinggi karena risikonya meningkat, baik akibat kejang ataupun operasinya sendiri.

Kematian ibu akibat risiko operasi caesar itu sendiri menunjukkan angka 1 per 1.000 persalinan. Di Amerika Serikat pada tahun 1965 sampai dengan 1978 dilaporkan bahwa angka kematian ibu terjadi satu di antara 1.635 operasi (Petitti 1983), dan ditegaskan bahwa hanya setengah dari kematian tersebut benar-benar disebabkan langsung dari operasi caesar.

Sebagai contoh tahun 1988 Sachs melaporkan, penyebab langsung hanya 7 dari 27 kematian pada lebih dari 121.000 kasus operasi caesar yang dilakukan di Massachusetts tahun 1976-1984. Meskipun ada yang menyebutkan angka kematian ibu adalah 22 per 100.000 untuk seluruh kasus operasi caesar, untuk kematian langsung akibat operasi ini hanya 5,8 per 100.000 kasus.

Meskipun angka ini rendah, jika terjadi pada perempuan hamil yang sehat dan sebetulnya tidak memerlukan tindakan operasi akan menjadi hal yang ironis.

KEMATIAN atau kesakitan yang terjadi pada bayi baru lahir pada operasi Caesar, bergantung dari faktor-faktor yang mendasari alasan tindakan operasi. Memang pada beberapa daerah di Amerika Serikat terjadi penurunan angka kematian bayi akibat meningkatnya tindakan operasi di beberapa rumah sakit. Namun O‘Driscoll dan Foley (1983) menyebutkan, di Dublin terjadi penurunan angka kematian bayi baru lahir tanpa adanya kenaikan angka operasi Caesar. Memang ada pendapat bahwa trauma lahir jauh lebih kecil pada operasi caesar dibanding persalinan per vaginam, akan tetapi tetap harus diingat bahwa operasi caesar berisiko pada ibunya.

Jumlah operasi caesar telah meningkat tajam 20 tahun terakhir. Operasi ini kadang-kadang terlalu sering dilakukan sehingga para kritikus menyebutnya sebagai panacea (obat mujarab) praktek kebidanan.
Kembali yang perlu diingat adalah apakah risiko pada ibu dan bayi dengan operasi caesar sebanding dengan hasil yang didapat? Karena itu tantangan utama dari tindakan kebidanan adalah menjawab pertanyaan Williams ini. “Dapat-kah penurunan angka operasi caesar secara signifikan tercapai tanpa menaikkan angka kematian ibu dan bayi?”

Sumber :Kompas
dr JM Seno Adjie SpOGStaf Pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia
RS Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Cara Mudah Merawat Bekas Operasi Caesar

Kebanyakan wanita mungkin akan lebih memilih melahirkan dengan metode operasi Caesar dibandingkan melahirkan normal, tetapi tahukah anda bila anda bahaya besar mengancam apabila anda tidak tahu cara merawat bekas operasi cesar dengan baik dan benar?

Walaupun proses melahirkan dengan operasi caesar lebih cepat dan tidak begitu sakit dibandingkan melahirkan normal, proses penyembuhan operasi caesar bisa jauh lebih lama.

Normal waktu penyembuhan bekas luka operasi caesar adalah 3 hingga 4 minggu, bahkan lebih. Yang harus anda ketahui adalah bila tidak dirawat dengan baik, bekas luka operasi caesar bisa menimbulkan infeksi yang akan memperpanjang waktu penyembuhan.

Lalu bagaimana cara merawat bekas luka operasi caesar dengan benar? Ini dia tips dan cara merawat bekas operasi Caesar yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah:



Jaga Kebersihan Luka Operasi

Bekas operasi caesar pada dasarnya sama dengan luka operasi lainnya. Kunci dari proses penyembuhan yang cepat adalah menjaganya dari bakteri, yang bisa menyebabkan infeksi. Menjaga kebersihan luka bekas operasi adalah salah satu caranya. Tiap sehabis mandi, bersihkan bekas operasi dengan cairan antiseptic dan antibiotic yang disarankan oleh dokter.

Saat membersihkan bekas operasi, gunakan kapas atau cotton bud, pastikan juga tangan anda bersih. Membungkus bekas operasi dengan perban jangan terlalu ketat, karena ini bisa menyebabkan iritasi.

Olahraga Ringan

Siapa bilang olahraga berbahaya bagi anda yang sehabis menjalani operasi cesar? Faktanya, olahraga ringan seperti jalan-jalan bisa membantu proses penyembuhan. Pertama, olahraga ringan bisa mencegah konstipasi dan penggumpalan darah. Selain itu, ini juga bisa meningkatkan sirkulasi darah di seluruh tubuh.

Kedua, olahraga juga meningkatkan sistem imun dan membantu mencegah pneumonia atau gangguan kesehatan umum akibat operasi cesar. Setiap bangun tidur, berjalanlah mengelilingi rumah atau satu blok selama setidaknya 15 menit.

Perawatan Dingin dan Hangat

Perawatan dingin adalah perawatan darurat ketika bekas operasi anda tiba-tiba mengalami pembengkakan. Caranya adalah dengan meletakkan plastik berisi es atau air dingin, segera setelah anda merasakan adanya pembengkakan.

Perawatan hangat adalah cara cepat agar luka jahitan anda cepat sembuh. Caranya adalah dengan mengkompres bagian luka operasi dan sekitarnya dengan heating pad atau kantong plastik khusus yang berisi air hangat. Ini bisa meningkatkan sirkulasi darah pada luka jahitan, sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat.

Pakaian Wajib Setelah Operasi Cesar

Seperti yang disebutkan sebelumnya, anda harus menghindari perban yang terlalu ketat agar bekas operasi tidak iritasi –ini juga berlaku saat memilih pakaian. Bila anda terbiasa memakai pakaian yang agak ketat, relakanlah 4 hingga 12 minggu setelah operasi untuk memakai pakaian yang longgar.

Pakaian longgar yang harus anda kenakan diantaranya adalah pakaian dalam, atasan, kaos, celana/rok, dan piyama. Daster dan babydoll adalah jenis pakaian longgar yang paling disarankan.

Perawatan dari Dalam dengan Obat dan Makanan

Selain perawatan dari luar, anda juga harus memperhatikan perawatan bekas operasi dari dalam yaitu dengan obat Penghilang bekas luka (supplement) dan makanan. Untuk obat dan supplement, patokan anda adalah resep dari dokter.

Untuk makanan, usahakan agar anda mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi berimbang. Konsumsilah makanan yang mengandung vitamin A dan vitamin C dan gandum utuh, seperti sereal dan roti gandum untuk sarapan.

Untuk makan siang, menu anda harus mengandung protein dan beta karoten. Makanan yang mengandung protein, zinc atau mineral lain, dan vitamin juga wajib anda konsumsi.


Tips Penting Lainnya

Ini dia tips lain untuk merawat bekas operasi caesar. Pertama, olahraga memang penting, tapi istirahat sebanyak-banyaknya juga penting. Kedua, saat duduk dan tidur, gunakan bantal yang empuk dan nyaman sebanyak mungkin. Dan terakhir, hindari mengangkat barang-barang yang berat agar luka bekas operasi tidak terbuka.

sumber http://forum.kompas.com/fashion-beauty/255936-cara-mudah-merawat-bekas-operasi-caesar.html

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Operasi Caesar

Melahirkan merupakan salah satu kodrat seorang wanita. Selain itu, melahirkan juga merupakan tugas mulia namun cukup berat. Banyak pengorbanan yang diperlukan oleh wanita dalam proses melahirkan. Banyak wanita yang merasa ketakutan ketika akan menghadapi proses persalinan. Ilustrasi melahirkan secara caesar – Ist Mulai dari rasa takut akan sakitnya, takut terjadi sesuatu yang tidak diharapkan dalam proses persalinan, dan ketkutan lainnya yang kerap menggelayuti di benak para ibu hamil. Dalam proses melahirkan, si ibu bisa melahirkan anaknya secara normal ataupun caesar. 

Melahirkan secara normal tentunya bisa dilakukan oleh ibu hamil mana saja. Sedangkan, ibu yang perlu melahirkan secara caesar jika ada permasalahan pada kondisi si bayi ataupun dirinya sendiri. Misalnya, mengalami kondisi panggul sempit, bayi besar, posisi bayi sungsang, kondisi gawat janin, ibu memiliki permasalahan kesehatan serius, seperti hipertensi, tejadi banyak pendarahan, indikasi adanya tumor di rahim, dan lain sebagainya. Baca juga: Cara agar tidak melahirkan secara caesar Namun seiring perkembangan zaman, melahirkan secara caesar juga dilakukan ibu hamil ketika ingin anaknya lahir di tanggal cantik atau tanggal sesuai dengan keinginannya. 

Melahirkan secara caesar memang tidak merusak organ intim wanita karena melalui perut. Namun, di perut si ibu nantinya akan ada bekas sayatan dan jahitan yang akan bisa mengurangi keindahan perut. Selain itu, ada beberapa hal lain juga yang juga tak boleh dilakukan si ibu setelah melakukan operas caesar. Apa saja? Dilansir dari Boldsky.com, berikut 5 hal yang tak boleh dilakukan setelah operasi caesar: 

1. Melakukan perjalanan jauh operasi caesar – Ist Setelah melahirkan secara caesar, si ibu harus berhati-hai saat pulang dari rumah sakit. Gunakan bantalan kursi mobil saat duduk. Selain itu, jangan juga melakukan perjalanan jauh dan duduk berlama-lama di dala mobil sampai beberapa bulan sampai kondisi Anda benar-benar sembuh. 

2. Makanan penyebab gas Sebaiknya, jangan mengonsumsi makanan penyebab gas dahulu pascaoperasi caesar. Makanan yang mengandung gas itu, seperti kol, brokoli, lobak, kembang kol, dan jamur. Anda baru bisa mengonsumsinya setelah benar-benar sembuh. 

3. Makanan penyebab sembelit Berbagai jenis makanan penyebab sembelit juga harus Anda hindari, seperti daging merah, produk susu, gula, dan lan sebaganya. Makanan penyebab sembelit bisa meningkatkan rasa sakit pada sayatan bekas caesar. 

4. Megangkat beban berat Alangkah baiknya, setelah operasi caesar Anda jangan megangkat beban berat dahulu karena bisa menekan perut. Selain itu, jangan juga naik turun tangga karena bisa meningkatkan rasa sakit pada bekas operasi. Itulah hal-hal yang tak boleh dilakukan setelah operasi caesar. Jangan lupa juga untuk kontrol dan mengikuti saran dokter. Biasanya, pascabedah operasi caesar menyebabkan stres dan trauma bagi si ibu. Untuk itu, tetaplah mengonsumsi obat yang diberikan dokter dan jangan terlalu lelah beraktivitas. 

sumber  http://ciricara.com/2013/07/19/hal-yang-tidak-boleh-dilakukan-setelah-operasi-caesar/

Berat Badan Sulit Turun Pasca Operasi Caesar? Ini Olahraganya

Jakarta, Adalah hal yang wajar bila berat badan naik beberapa kilogram selama masa kehamilan. Tapi tidak semua wanita bisa dengan mudah menurunkan bobotnya kembali setelah persalinan, terlebih bila melakukan operasi caesar. Tapi jangan menyerah, beberapa olahraga efektif menurunkannya.

Penurunan berat badan setelah melahirkan dengan jalan caesar biasanya lebih lambat ketimbang persalinan normal. Sebab, caesar tidak memungkinkan ibu untuk memulai latihan fisik dengan segera. Selain itu, bekas luka di perut membuat Anda lebih sulit mendapatkan perut rata.

Butuh waktu 1 sampai 3 bulan untuk pulih pasca caesar. Wanita harus memulainya dengan beberapa latihan dasar. Latihan-latihan ini bekerja pada perut dan juga memperkuat otot-otot tubuh. Latihan pasca caesar harus memperhitungkan fakta bahwa otot perut masih lembut, Anda tidak dapat melakukan latihan berat seperti ab crunches segera.

Berikut beberapa latihan penurun berat badan yang cocok untuk ibu pasca melahirkan caesar, seperti dilansir Boldsky, Sabtu (29/6/2013):

1. Jalan cepat
Setelah melahirkan caesar, jalan kaki adalah salah satu latihan terbaik untuk Anda. Hal ini aman dan juga membantu pemanasan otot-otot. Wanita pasca operasi belum cukup kuat untuk berlari, sehingga jalan cepat akan membantu menurunkan berat badan.

2. Aerobik ringan
Latihan aerobik ringan baik untuk penurunan berat badan setelah melahirkan caesar. Musik akan menghibur Anda dan juga akan membuat tubuh berkeringat.

3. Tummy Twirls
Latihan ini dilakukan dengan gerakan hulahoop tapi tanpa meletakkan lingkaran tersebut di perut. Ini membantu untuk menggerakkan otot-otot perut tanpa menempatkan terlalu banyak tekanan.

4. Yoga pose jembatan (Bridge Pose)
Yoga dengan pose jembatan sangat ideal untuk wanita setelah melahirkan. Pertama berbaring telentang dan kemudian angkat tubuh dengan kaki dan tangan tanpa melipat otot perut. Latihan pasca caesar ini dapat memperkuat punggung.

5. Latihan dasar panggul
Sampai Anda cukup kuat untuk melakukan sit-up lagi, lakukan latihan dasar panggul. Berbaring di lantai dan tarik perut dan pusar Anda kuat, tahan selama 30 detik dan lepaskan.

6. Berenang
Setelah tekanan melahirkan, Anda akan menemukan kolam renang adalah tempat yang sangat santai. Air akan memberikan daya apung untuk tubuh dan renang adalah salah satu latihan terbaik untuk menurunkan berat badan karena bekerja pada semua otot tubuh.

7. Spot jogging
Para ibu yang tidak bisa keluar rumah dengan meninggalkan bayinya sendirian, bisa mencoba spot jogging atau jogging di tempat. Berdiri di satu tempat dan mulai berlari. Ini akan memberi beberapa latihan kardio dan melonggarkan stres otot.

8. Skipping
Setelah tubuh cukup kuat, Anda dapat melakukan latihan seperti lompat tali atau melompat-lompat. Ini akan membantu melatih otot-otot kaki serta penurunan berat badan.

Metode Operasi Caesar yang Terasa Seperti Melahirkan Normal

Jakarta - Banyak wanita hamil yang mendambakan melahirkan dengan proses normal. Tetapi karena beberapa kasus, proses normal tidak memungkinkan sehingga persalinan harus dilakukan dengan operasi caesar. Padahal sebagian besar wanita ingin langsung menyentuh bayinya dan melakukan inisiasi ASI. Tapi sekarang Ibu dapat langsung menyentuh bayinya dan melakukan inisiasi ASI meskipun melahirkan dengan proses caesar, yaitu dengan metode baru bernama 'Gentle C-section'. 

Menggunakan metode ini, Daniela Sanders dari Cleburne, Texas menuturkan kepada Star Telegram bahwa ia dapat merawat anaknya ketika sedang dijahit di atas meja operasi. Sehingga ia dapat merasakan keintiman dengan anaknya. Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Hilary Pearson yang melahirkan anak laki-lakinya, Truman, di Harris Methodist Hospital Forth Worth awal bulan ini. Pearson mengatakan bahwa proses yang dilakukan terasa lebih natural dibandingkan dengan melahirkan secara tradisional.

"Terasa sangat menyenangkan ketika dapat memegang dan merasakannya. Bayiku terbaring dalam dekapanku. Aku terus berbicara padanya dan dia sangat tenang dan lembut," tuturnya.

Jennifer Alrahbi yang harus melahirkan kedua putri kembarnya melalui proses operasi caesar di Memoriam Hospital of Rhodes Island juga berkata, "Proses Gentle C-section sangat hebat. Aku akan merasa ketakutan bila mereka langsung mengambil bayi-bayiku. Aku bahkan dapat menyusui Sophia di atas meja operasi ketika mereka menjahitku. Gentle C-section tidak terasa seperti operasi, rasanya seperti melahirkan."

Biasanya ketika proses operasi caesar dilakukan, sang Ibu tidak dapat melihat kelahiran bayinya karena terhalang oleh tirai, tangannya tertahan, dan kemungkinan tidak dapat melihat bayinya selama dua jam.

Dua setengah tahun yang lalu, komplikasi muncul ketika Hilary melahirkan anak perempuannya, Rosemary melalui proses caesar darurat. Namun ketika ia merasa ada sentuhan di pipi oleh bayinya dan terbayang wajah bayinya akhirnya ia dapat tersadar dan mendekap bayinya untuk pertama kali di luar ruang operasi.

Menyadari betapa pentingnya kontak langsung antara ibu dan bayinya serta tingginya permintaan dari pasien, Texas Health Resource menawarkan sebuah metode baru yaitu 'Gentle C-Section'. Kepala perawat-kebidanan di Texas Health Harris Methodist Hospital, Kathleen Donaldson, menjelaskan pada Star Telegram, "Kita memiliki pasien yang bertahun-tahun merasa kecil hati terhadap proses caesar yang dilakukan karena tidak sesuai dengan keinginannya."

Ia melanjutkan, "Tetapi sekarang mereka dapat merasakan pengalaman yang luar biasa karena dapat melihat bayi mereka lahir dan bersentuhan langsung dengan bayi mereka."

Pionir metode Gentle C-section adalah Nick Fisk, seorang profesor kebidanan di Imperial College, London. Metode ini dibuat sebagai respon tingginya angka kelahiran caesar di Inggris dan sekarang menjadi hit dikalangan orangtua di seluruh dunia.

"Aku menyadari bahwa bedah caesar dilakukan dengan cara tertentu dan terus berjalan seperti itu. Padahal ada cara lain yang melibatkan cinta dari orangtua," tuturnya pada The Guardian.

Gentle C-section merupakan metode dimana sang ibu bisa melihat proses bayinya dikeluarkan dari perut saat operasi caesar. Setelah bayi berhasil keluar, bayi akan segera didekatkan ke dada ibunya. Tidak langsung dibawa ke ruangan lain. Sentuhan pipi, kontak secara langsung, melihat bayinya menangis sambil berada di dalam dekapan bahkan menyusui bisa membuat ibu maupun bayi merasa lebih relaks, mengalami keterikatan emosional seperti halnya melahirkan normal.

sumber http://wolipop.detik.com/read/2013/07/18/093408/2306461/857/metode-operasi-caesar-yang-terasa-seperti-melahirkan-normal

Persalinan Dengan Operasi Caesar

Tindakan operasi caesar ini hanya dilakukan jika terjadi kemacetan pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Keadaan yang memerlukan operasi caesar, misalnya gawat janin, jalan lahir tertutup plasenta (plasenta previa totalis), persalinan meacet, ibu mengalami hipertensi (preeklamsia), bayi dalam posisi sungsang atau melintang, serta terjadi pendarahan sebelum proses persalinan.

Pada beberapa keadaan, tindakan operasi caesar ini bisa direncanakan atau diputuskan jauh-jauh hari sebelumnya. Operasi ini disebut operasi caesar elektif. Kondisi ini dilakukan apabila dokter menemukan ada masalah kesehatan pada ibu atau ibu menderita suatu penyakit, sehingga tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Misalnya ibu menderita diabetes, HIV/AIDS, atau penyakit jantung, caesar bisa dilakukan secara elektif atau darurat (emergency). Elektif maksudnya operasi dilakukan dengan perencanaan yang matang jauh hari sebelum waktu persalinan. Sedangkan emergency berarti caesar dilakukan ketika proses persalinan sedang berlangsung, namun karena suatu keadaan kegawatan maka operasi caesar harus segera dilakukan.

Operasi Caesar Terencana (elektif)

Pada operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar telah direncanakan jauh hari sebelum jadwal melahirkan dengan mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar secara elektif, antara lain :

1. Janin dengan presentasi bokong : Dilakukan operasi caesar pada janin presentasi bokong pada kehamilan pertama, kecurigaan janin cukp besar sehingga dapat terjadi kemacetan persalinan (FETO PELPIC DISPROPORTION), janin dengan kepala menengadah (DEFLEKSI), janin dengan lilitan tali pusat, atau janin dengan presentasi kaki.

2. Kehamilan kembar : Pada kehamilan kembar dilihat presentasi terbawah janin apakah kepala, bokong, atau melintang. Masih mungkin dilakukan persalinan pervaginam jika persentasi kedua janin adalah kepala-kepala. Namun, dipikirkan untuk melakukan caesar pada kasus janin pertama/terbawah selain presentasi kepala. pada USG juga dilihat apakah masing-masing janin memiliki kantong ketuban sendiri-sendiri yang terpisah, atau keduanya hanya memiliki satu kantong ketuban. Pada kasus kehamilan kembar dengan janin hanya memiliki satu kantong ketuban, resiko untuk saling mengait/menyangkut satu sama lain terjadi lebih tinggi, sehingga perlu dilakukan caesar terencana.Pada kehamilan ganda dengan jumlah janin lebih dari dua (misal 3 atau lebih), disarankan untuk melakukan operasi caesar terencana.

3. Plasenta previa : artinya plasenta terletak dibawah dan menutupi mulut rahim. Karena sebelum lahir janin mendapat suplai makanan dan oksigen, maka tidak mungkin plasenta sebagai media penyuplai lahir/ lepas terlebih dulu dari janin karena dapat mengakibatkan kematian janin. Plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah, lokasi plasenta yang menutupi jalan lahir, sangat rawan dengan terjadinya pendarahan. Apabila terjadi kontraksi pada rahim, maka sebagian plasenta yang kaya pembuluh darah ini akan terlepas dan menimbulkan pendarahan hebat yang dapat mengancam nyawa janin dan ibu.

4. Kondisi medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes militus), herpes, penderita HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik, atau tumor rahim (mioma) yang ukurannya besaratau menutupi jalan lahir, kista yang menghalangi turunnya janin, serta berbagai keadaan lain merupakan hal-hal yang menyebabkan operasi caesar lebih diutamakan.

5. Masalah pada janin : Misanya pada janin dengan oligohidramnion (cairan ketuban sedikit) atau janin dengan gangguan perkembangan.

Opereasi Caesar Darurat (Emergency)

Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan ketika proses persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena ada masalah pada ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa terjadinya operasi caesar darurat, antara lain :

Persalinan macet

Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase kedua (ketika Anda mengejan). Jika persalinan macet pada fase pertama, dokter akan memberi obat yang disebut oksitosin untuk menguatkan kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut rahim dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu memecahkan selaput ketuban atau memberikan cairaan infus intrafena jika Anda kekurangan cairan /dehidrasi. Jika cara-cara itu tidak berhasil, maka operasi caesar akan dilakukan.

Jika persalinan macet pada fase kedua, dokter harus segera memutuskan apakah persalinan dibantu dengan vakum atau forsep atau perlu segera dilakukan operasi caesar. Hal yang menjadi   pertimbangan untuk melanjutkan persalinan pervaginam dengan alat (berbantu) atau operasi caesar, tergantung pada penurunan kepala janin didasar tanggul, keadaan tanggul ibu, dan ada tidaknya kegawatan pada janin.

Persalinan macet merupakan penyebab tersering operasi caesar. Beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan ialah kontraksi tidak lagi efektif, janin terlalu besar semantara jalan lahir ibu sempit, dan posisi kepala janin yang tadak memungkinkan dilakukan penarikan dengan vakum maupun forsep.

Stres pada janin

Ketika janin stres, dia akan kekurangan oksigen. Pada pemeriksaan klinik tanpak bahwa denyut jantung janin menurun. Secara normal, selama terjadi kontraksi denyut jantung      janin menurun sedikit, namun akan kembali ke prekwensi asalnya, jika :

- Prolaps tali pusat: jika tali pusat keluar melalui mulut rahim, dia bisa terjepit, sehingga suplai darah dan oksigen kejanin berkurang. Keadaan ini berbahaya jika janin dilahirkan secara normal lewat vagina, sehingga memerlukan tindakan operasi caesar segara.

- Perdarahan : Jika Anda mengalami perdarahan yang banyak akibat plasenta terlepas dari rahim, atau karena alasan lain, maka harus dilakukan operasi caesar.

- Stres janin berat : Jika denyut jantung janin menurun sampai 70x per menit, maka harus segera dilakukan operasi caesar. Normalnya denyut jantung janin adalah 120/160x per menit.

Teknik Pembiusan

Sebelumnya, Anda akan dibius oleh dokter ahli anestesi agar tidak merasakan nyeri. Cara pembiusan ada dua macam, yaitu secara regional atau bius umum.

Pertama, pembiusan secara regional dilakukan pada daerah tulang belakang. Cara ini disebut anestesi spinal. Anda masih sadar namun bagian perut hingga kaki tidak dapat merasakan apapun. Kemudian, sayatan pada bagian perut pun dimulai. Pertama adalah menyayat dinding perut bagian bawah sepanjang kurang lebih 20 cm. Dilanjutkan dengan menyayat dinding rahim sampai bayi tampak. Bayi pun dikeluarkan perlahan dilanjutkan dengan plasenta dan tali pusat. Jika tidak ada komplikasi,semua proses ini memerlukan waktu kurang lebih 20/30 menit. Anda segera pulih pasca operasi.

Kedua, pembiusan secara umum, pada keadaan ini Anda tidak sadar. Pembiusan dilakukan dengan cara memasang alat bantu napas yang disebut intubasi. Selama pembiusan, sistim pernapasan Anda dibantu dan dimonitor dengan alat. Pembiusan secara umum dilakukan jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk dilakukan bius regional/spinal.

Cara Operasi Caesar Dilakukan

Paling sering dibuat sayatan horizontal (mendatar) pada kulit diperut bagian bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung situasi dan penyulit saat operasi dilakukan, biasanya otot perut tidak perlu dipotong. Selanjutnya dilakukan insisi/sayatan pada rahim, cairan amnion diisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati-hati. Biasanya oprasi ini dilakukan oleh dua orang dokter, seorang dokter ahli obstetri dan seorang dokter asisten. Ketika bayi keluar, tali pusat dijepit dan dipotong, lalu plasenta dikeluarkan, dan rahim diperiksa secara menyeluruh. Jika tidak ada riwayat operasi caesar yang menyebabkan perletakan pada rahim atau pengangkatan tumor dirahim sebelumnya, maka sampai pada tindakan ini diperlukan sekitar waktu 15 menit. setelah bayi lahir, plasenta dikeluarkan. Setelah bayi dan plasenta lahir, dokter akan menjahit jaringan yang dipotong tadi. Diperlukan waktu sekitar 30 menit, total tindakan memakan waktu sekitar 60 menit. Jika Anda pernah dioperasi caesar sebelumnya waktu yang dibutuhkan lebih lama, tergantung situasi dan dokter yang menangani Anda. Pada persalinan kembar, butuh waktu 5 menit setiap kali mengeluarkan bayi.

Proses Penyembuhan

Pada hari pertama setelah melahirkan, jika diperlukan, Anda diberikan obat dalam dosis rendah. Beberapa dokter akan membolehkan Anda mulai makan padat dalam 24 jam pertama. Adapula yang menunggu sampai Anda buang angin (kentut) yang menandakan bahwa usus sudah berfungsi normal.

Pada hari kedua, Anda akan merasa tidak nyaman pada perut. Hal ini terjadi karena organ pencernaan kembali beraktipitas secara normal setelah mendapat obat penghilang rasa sakit yang menghentikan aktipitasnya.

Kesembuhan masing-masing ibu berbeda tergantung dari daya tahan dan efek obat bius yang digunakan. Jika selama pemantauan kondisi Anda stabil, maka dokter akan mengijinkan Anda pulang. Jangan lupa kontrol kembali kedokter, kira-kira setelah dua minggu.

Sumber : Persalinan Dengan Operasi Caesar http://bidanku.com/index.php?/persalinan-dengan-operasi-caesar#ixzz2eqs5J612 

Jangan lakukan hal ini setelah operasi caesar!

Saat ini banyak ibu yang memilih prosedur operasi caesar dalam persalinan. Proses ini membuat ibu tidak sakit dan tanggal kelahiran bisa ditentukan. Namun di balik kenyamanan itu ada beberapa pantangan yang harus diperhatikan setelah operasi caesar. Berikut ulasan selengkapnya, dilansir Boldsky (15/7).

1. Berhati-hatilah saat akan pulang dari rumah sakit pasca operasi. Gunakan bantalan kursi mobil Anda saat duduk untuk melindungi Anda di bergelombang naik. Anda juga harus mencoba untuk menjauh dari perjalanan singkat selama beberapa bulan sampai Anda benar-benar sembuh dan jahitan sembuh.

2. Jika Anda masuk angin, maka Anda berada dalam untuk banyak rasa sakit. 
Setiap kali Anda bersin Anda akan merasakan sakit pada bekas operasi. Jadi pastikan, Anda menjauhi makanan yang membuat Anda sakit.

3. Jauhi makanan penyebab gas. Seperti kol, brokoli, lobak, kembang kol dan jamur. Makanan tersebut harus dihindari untuk jangka waktu sampai Anda benar-benar sembuh.

4. Anda harus menjauhi makanan yang menyebabkan sembelit. Sembelit akan meningkatkan rasa sakit pada sayatan bekas caesar. Makanan yang harus dihindari adalah daging merah, produk gula, produk susu, dll.

5. Jangan mengangkat beban berat karena dapat menekan perut Anda. Naik turun tangga juga akan meningkatkan rasa sakit pada bekas operasi.

6. Jangan lupa kontrol dan ikuti saran dokter. Pasca bedah caesar menyebabkan stres dan trauma. Beberapa obat dapat membantu menjaga Anda dalam kesehatan yang lebih baik.

Jangan terlalu capek dan melakukan hal berat pasca operasi untuk mempercepat proses penyembuhan Anda.

sumber http://www.merdeka.com/sehat/jangan-lakukan-hal-ini-setelah-operasi-caesar.html